Ajari aku cinta untuk bersabar..
Untuk menemukan Imam yang benar..
Untuk menjaga segala kemuslimahanmu..
Mengangkat derajat keimananku..
Serta membawaku dalam Indahnya agama Allah..
Ajari aku cinta untuk bertahan..
Pada kebaikan..
Pada keistiqomahan..
Pada Indahnya sendiri tanpa sentuhan haram..
Pada keindahan Cinta yang selalu terpendam..
Ajari aku cinta..
Seperti Para makhluk tuhan yang selalu berdzikir..
Seperti Hamba-hamba Tuhan yang selalu berfikir..
Di jauhkan dari manusia-manisa kafir..
Dan selalu ada dalam kerendahan hati tanpa kikir..
Ajari aku Cinta..
Aku ingin memilikimu karena TuhanMu, Allah..
Aku ingin menjadi pendampingmu karena Ajaran TuhanMu, Allah..
Aku ingin mencintai dan melengkapai kehidupanku juga hanya ada di jalan TuhanMu, Allah..
Demi Cintaku padamu, Karena Allah..
Hanya Karena TuhanMu, Allah..
Jadilah Imamku yang sempurna..
Yang selalu mencari cinta di jalan TuhanMu, Allah..
Untukmu Yang akan menjadi Imamku..
Read more >>
Selasa, 01 Mei 2012
Sabtu, 14 April 2012
kenangan Terindah Bersamamu,,,,
Dulu aku datang dengan segudang asa
kini aku harus pamit untuk menjemput impian
Tak ada yang abadi di dunia
Segalanya mesti berubah
Terima kasih sudah menjadi teman baiku
Terima kasih sudah menjadi sobat karibku
Terima kasih sudah menjadi bagian dari jalan hidupku
Maafkan semua kesalahanku
Maafkan segala kekuranganku
Tak ada yang mesti ditangisi
Karena aku tidak akan jauh
Teman, sahabat, tetaplah mengingat setiap kenangan indah yang telah kita lewati
Lupakan kepahitan atas kesalahpahaman kita..
Sampai Jumpa dilain waktu,,,,,,,,,,
Sabtu, 12 Maret 2011
Salahkah Bila,,,,
Ya Rabb...
Begitu panjang jalan hidup yang kulalui...
Satu demi satu ujian ku hadapi...
Satu demi satu luka ku obati...
Satu demi satu cinta datang slih berganti..
Rindu menyayat hati..
Namun...
Ku ikhlas ya Rabb,,,
Hadapi semua ini demi ridha-Mu...
Demi mendapatkan cinta-Mu...
Kini...
Cinta itu kembali hadir di hati...
Salahkah ku merindu ya Rabb???
Salahkah ku mengharap setetes cinta dari-Mu??
Jika salah,,,
Tegurlah aku dengan kelembutan cinta-Mu...
Agar ku tak rapuh...
Dan kembali terjatuh...
Tapi...
Jika kerinduan ini adalah karunia dari-MU...
Hadiah dari tiap liku hidup yang tlah kujalani...
Maka...
Ijinkanku meraih cinta ini di jalan-Mu...
Jangan biarkan ia pergi...
Dan menyisakan tangis...
Dalam kesetiaan penantianku...
Yang mengharap cinta kekasih yang mencinta-Mu...
Di jalan-Mu..
Read more >>
Begitu panjang jalan hidup yang kulalui...
Satu demi satu ujian ku hadapi...
Satu demi satu luka ku obati...
Satu demi satu cinta datang slih berganti..
Rindu menyayat hati..
Namun...
Ku ikhlas ya Rabb,,,
Hadapi semua ini demi ridha-Mu...
Demi mendapatkan cinta-Mu...
Kini...
Cinta itu kembali hadir di hati...
Salahkah ku merindu ya Rabb???
Salahkah ku mengharap setetes cinta dari-Mu??
Jika salah,,,
Tegurlah aku dengan kelembutan cinta-Mu...
Agar ku tak rapuh...
Dan kembali terjatuh...
Tapi...
Jika kerinduan ini adalah karunia dari-MU...
Hadiah dari tiap liku hidup yang tlah kujalani...
Maka...
Ijinkanku meraih cinta ini di jalan-Mu...
Jangan biarkan ia pergi...
Dan menyisakan tangis...
Dalam kesetiaan penantianku...
Yang mengharap cinta kekasih yang mencinta-Mu...
Di jalan-Mu..
Aku pasti Bisa
Hidup ini memang penuh perjuangan dan harus diperjuangkan...
Inilah jalan hidupku,,,
Yang penuh ujian dan cobaan dalam sebuah penantian...
Mungkin,,,
Ini adalah perjalanan yang harus kulalui yang penuh dengan onak duri...
Sebagai pengorbananku mendapatkan cinta sejati dari Illahi Rabbi...
Ku pasti kuat hadapi semua ini...
Semangat ya Ukhti...
Allahu Akbar...
^__^...
Read more >>
Inilah jalan hidupku,,,
Yang penuh ujian dan cobaan dalam sebuah penantian...
Mungkin,,,
Ini adalah perjalanan yang harus kulalui yang penuh dengan onak duri...
Sebagai pengorbananku mendapatkan cinta sejati dari Illahi Rabbi...
Ku pasti kuat hadapi semua ini...
Semangat ya Ukhti...
Allahu Akbar...
^__^...
Senin, 28 Februari 2011
Mutiara
*Hidup ini kenyataan yang nyata,bukanlah mimpi. Maka Bangun! Bekerja! Janganlah hidup dalam mimpi.
*Belajar itu perlu pengorbanan,perasaan,ketekunan,kesabaran,kontinuitas untuk mencapai ketuntsan belajar.
*ingatlah jangan biarkan waktumu hilang.dan jangan engkau lewatkan tanpa prestasi kemapmpuan belajar,usahamu,waktumu berharga dan bernilai untuk kelak di masa depn.
*kehidupan adalah tarikan nafas yang terhitung jumlahnya. setiap berlalu sekali tarikan, berkurang pula bilanganya. kematian adalah pintu,setiap orang pasti melaluinya.sungguh gaib apa yang terdapat dinelakang pintu itu.
Read more >>
*Belajar itu perlu pengorbanan,perasaan,ketekunan,kesabaran,kontinuitas untuk mencapai ketuntsan belajar.
*ingatlah jangan biarkan waktumu hilang.dan jangan engkau lewatkan tanpa prestasi kemapmpuan belajar,usahamu,waktumu berharga dan bernilai untuk kelak di masa depn.
*kehidupan adalah tarikan nafas yang terhitung jumlahnya. setiap berlalu sekali tarikan, berkurang pula bilanganya. kematian adalah pintu,setiap orang pasti melaluinya.sungguh gaib apa yang terdapat dinelakang pintu itu.
Minggu, 27 Februari 2011
Rintihan Jiwa
Ya Allah…sungguh diri ini penuh dengan noda lumpur, tubuh ini belepotan dengan debu-debu dosa yang senantiasa menempel hingga lusuh badan ini. Sungguh tak kuasa wajah ini tengadah menatapMu, karena wajah ini penuh dengan coreng-coreng dosa. Ya Allah,,,hanya Engkau siapa yang tahu siapa diri ini, diri yang penuh dengan cela. Sungguh diri ini takut Kau tinggalkan, biarlah diri ini dilupakan manusia namun janganlah sampai diri Engkau tinggalkan. Jadi apakah diri ini kala Engkau tinggalkan.
Ya Robb pemilik jiwa yang lemah ini, sungguh diri ini hanya menggantungkan asa dan harap hanya padaMu. Sungguh tak ada guna gantungkan asa dan harap pada makhlukMu, sungguh rugilah serugi-ruginya diri ini kala pengharapan seutuhnya jatuh pada makhlukMu. Karena diri tahu bahwa Engkaulah the only one, tak bisa terganti. Sungguh ancamanMu sangat keras, manakala diri berharap pada selain Engkau maka Kau kan menyuruhku tuk pergi dari rumahMu tuk mencari rumah lain. Maka hendak kemana lagi diri ini kan mencarinya???
Sungguh sedih diri ini melihat ummat yang lebih sedih kala salah pada manusia ketimbang kala salah padaMu. Seakan mereka lebih mengutamakan makhlukMu ketimbang diriMu, padahal diatas itu semua sudah seharusnya Engkaulah segala muara. Sungguh sedih kala seorang anak manusia lebih sedih manakala tak bisa membahagiakan “pacarnya” ketimbang tak bisa bahagiakan orang tuanya, padahal sudah jelas bahwa mereka belumlah sah dan potensi dosa teramat sangat besar. Sebenarnya ridho orang tua adalah ridhoMu jua, tak jarang pula rela memilih sang “pacar” ketimbang orang tua. Sunggu mata mereka melihat dengan normal, namun hati mereka terbutakan oleh nafsu. Hingga tak mampu melihat mana yang benar dan mana yang salah.
Ya Robb…sungguh ummat ini sedang dicoba dengan segala kenikmatan, namun kenikmatan yang kadang melalaikan diri. Generasi muda sekarang teramat banyak jatuh di lembah hedonis, jatuh di jurang “pacaran” yang penuh bunga yang indah nun harum namun penuh dengan racun, ya…racun dosa. Entah harus bagaimana lagi agar generasi terselamatkan. Ditengah gencarnya senjata yang kian membuai mereka, dalih untuk memompa motivasi, malah memompa dosa.
Ya Robb…diri ini mencoba untuk sedikit-sedikit mengikis debu yang menempel dalam tubuh ini, namun diri ini hanyalah jiwa yang lemah oleh karena itu mohonlah kekuatan agar diri ini diberi keistiqomahan dalam membersihkan diri, sungguh diri ini banyak mau tapi diri ini sadar benar akan posisi. Sungguh betapa naif diri ini jika tak ingat diriMu, dimalam ini sungguh ingin menumpahkan air mata, sungguh berat rasa kala menguraikan setiap dosa yang terhimpun dalam jiwa yang lemah, sungguh kertas ini telah penuh dengan coretan noda, bukanlah coretan amalan baik. Do’a qalbu tak bisa terbendung bak hujan yang deras di tengah gurun sahara. Sungguh sebuah nasyid dari hambaMu yang penuh syukur “Mupla” telah menggiring diri lebih dalam menyelami kedangkalan hati yang sudah keruh dengan pasir dosa, sungguh hati telah dangkal oleh proses erosi dosa yang kian besar. Namun ada satu keyakinan bahwasanya Engkau sesuai dengan prasangka hambaMu, sungguh kan indah manakala berhusnudzon atas segala pemberianMu.
Semoga diri ini tak kan menjadi orang yang merugi, seperti perkataan Ibnu Mas’ud “Tak ada yang lebih aku sesali daripada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tapi amalku tidak bertambah.” Insya Allah.
Read more >>
Ya Robb pemilik jiwa yang lemah ini, sungguh diri ini hanya menggantungkan asa dan harap hanya padaMu. Sungguh tak ada guna gantungkan asa dan harap pada makhlukMu, sungguh rugilah serugi-ruginya diri ini kala pengharapan seutuhnya jatuh pada makhlukMu. Karena diri tahu bahwa Engkaulah the only one, tak bisa terganti. Sungguh ancamanMu sangat keras, manakala diri berharap pada selain Engkau maka Kau kan menyuruhku tuk pergi dari rumahMu tuk mencari rumah lain. Maka hendak kemana lagi diri ini kan mencarinya???
Sungguh sedih diri ini melihat ummat yang lebih sedih kala salah pada manusia ketimbang kala salah padaMu. Seakan mereka lebih mengutamakan makhlukMu ketimbang diriMu, padahal diatas itu semua sudah seharusnya Engkaulah segala muara. Sungguh sedih kala seorang anak manusia lebih sedih manakala tak bisa membahagiakan “pacarnya” ketimbang tak bisa bahagiakan orang tuanya, padahal sudah jelas bahwa mereka belumlah sah dan potensi dosa teramat sangat besar. Sebenarnya ridho orang tua adalah ridhoMu jua, tak jarang pula rela memilih sang “pacar” ketimbang orang tua. Sunggu mata mereka melihat dengan normal, namun hati mereka terbutakan oleh nafsu. Hingga tak mampu melihat mana yang benar dan mana yang salah.
Ya Robb…sungguh ummat ini sedang dicoba dengan segala kenikmatan, namun kenikmatan yang kadang melalaikan diri. Generasi muda sekarang teramat banyak jatuh di lembah hedonis, jatuh di jurang “pacaran” yang penuh bunga yang indah nun harum namun penuh dengan racun, ya…racun dosa. Entah harus bagaimana lagi agar generasi terselamatkan. Ditengah gencarnya senjata yang kian membuai mereka, dalih untuk memompa motivasi, malah memompa dosa.
Ya Robb…diri ini mencoba untuk sedikit-sedikit mengikis debu yang menempel dalam tubuh ini, namun diri ini hanyalah jiwa yang lemah oleh karena itu mohonlah kekuatan agar diri ini diberi keistiqomahan dalam membersihkan diri, sungguh diri ini banyak mau tapi diri ini sadar benar akan posisi. Sungguh betapa naif diri ini jika tak ingat diriMu, dimalam ini sungguh ingin menumpahkan air mata, sungguh berat rasa kala menguraikan setiap dosa yang terhimpun dalam jiwa yang lemah, sungguh kertas ini telah penuh dengan coretan noda, bukanlah coretan amalan baik. Do’a qalbu tak bisa terbendung bak hujan yang deras di tengah gurun sahara. Sungguh sebuah nasyid dari hambaMu yang penuh syukur “Mupla” telah menggiring diri lebih dalam menyelami kedangkalan hati yang sudah keruh dengan pasir dosa, sungguh hati telah dangkal oleh proses erosi dosa yang kian besar. Namun ada satu keyakinan bahwasanya Engkau sesuai dengan prasangka hambaMu, sungguh kan indah manakala berhusnudzon atas segala pemberianMu.
Semoga diri ini tak kan menjadi orang yang merugi, seperti perkataan Ibnu Mas’ud “Tak ada yang lebih aku sesali daripada penyesalanku terhadap hari dimana ketika matahari tenggelam, sementara umurku berkurang tapi amalku tidak bertambah.” Insya Allah.
Perbedaan Antara Sahabat
Perbedaan, sahabat apa yang ada dibenak kita ketika mendengar kata perbedaan tadi? apakah itu sebagai bahan untuk dicela, bahan untuk disesali, bahan untuk dicemooh, bahan perpecahan, ataukah untuk disyukur? Sungguh hikmah apa yang terdapat dalam perbedaan itu sendiri, namun terkadang kita tak pernah dan bahkan seakan menutup mata akan indahnya sebuah perbedaan. Kadangnya kita bersuudzon dengan perbedaan, kita kadang memandang rendah orang yang berbeda, atau iri dengan perbedaan yang dimiliki oleh orang lain.
Sesungguhnya ketika kita melihat perbedaan itu sebagai sebuah keindahan, maka hidup ini akan terasa indah walaupun kita berhadapan dengan sesuatu yang tidak indah. Coba kita renungkan dengan segala perbedaan itu, bagaimana tidak indahnya Allah menciptakan perbedaan itu. Kalaulah Allah berkehendak menciptakan dunia ini semua seragam maka mungkin hidup ini akan terasa monoton dan membosankan, bayangkan ketika di dunia ini semua orang sama bagaimana kita dapat membedakannya dan mungkin kata “beda” sendiri tak akan dalam kamus perpustakaan otak kita.
Coba kita lihat sedikit perbedaan yang ada disekitar lingkungan kita, bisakah kita melihat perbedaan itu? Sudahkah kita melihat dalam diri kita sendiri? Adakah perbedaan dalam diri kita? Subhanallah…dalam diri kita pun sungguh banyak perbedaan, bagaimana tidak..coba kita lihat, perhatikan, renungkan setiap inci dari lekuk tubuh kita tentunya akan menemukan perbedaan-perbedaan yang mencolok yang kadang kita tidak menyadarinya atau bahkan tak mau menyadarinya?
Kita lihat hidung begitu indah dengan menghadap kebawah…bayangkan bagaimana jika lubang hidung itu menghadap ke atas…sungguh tak terbayang jadinya, itu berbeda dengan telinga, walau sama-sama berlubang tapi kok terpisah tempat dan menghadap ke pinggir…sungguh disitulah letak perbedaan…bentuk boleh sama berlubang namun dari letak, bentuk jua fungsi sangat berbeda…sungguh dalam tubuh kita pun berbeda satu sama lain, namun apakah hal itu membuat tubuh kita saling serang, saling mencemooh, atau saling iri, apakah tangan kiri kita protes ketika kita gunakan untuk bagian “pembersihan” sedangkan tangan kanan kita gunakan untuk yang bersih-bersih semisal makan? Rasanya tak pernah tangan kiri protes dengan melakukan mogok kerja tidak mau membersihkan sisa-sisa makan yang dikerjakan oleh tangan kanan kita.
Coba kita lihat ketika pelangi itu yang indah terlukis dilangit, bagaimana kita tak memperhatikannya dengan seksama, ataukah kita hanya memandangnya dengan hanya berdecak kagum tanpa meresapi apa sih yang bisa kita ambil dari pelangi itu? Sedikit hikmah yang bisa kita ambil adalah pelangi itu bisa menjadi indah karena adanya perbedaan, bagaimana tidak pelangi begitu jelas menampakkan perbedaan yang dimilikinya, namun justru dengan perbedaan itu pelangi menjadi sangat indah kita lihat.
Coba kita perhatikan rumah yang sedang kita tempati ini, tidakkah indah rumah ini, tidakkah begitu kokoh rumah kita sehingga kita bisa berteduh dari hujan dan panas, kita bisa beristirahat dengan tenang, bercengkrama dengan keluarga. Tidakkah kita perhatikan bahwasanya rumah itu juga terbangun dari perbedaan, bagaimana ketika batu dan pasir bersatu direkatkan oleh semen, ada juga kayu yang menopang bangun, demikian juga atap dan tak lupa cat yang menjadikan rumah itu berwarna.
Allah pun dengan begitu indah menciptakan setiap makhlukNya dengan berbeda-beda, dan dengan perbedaan itu hidup manusia menjadi indah namun terkadang disalah tempatkan dalam memuji keindahan perbedaan itu. Ya manusia diciptakan berbeda ada laki-laki ada juga perempuan ini kan sesuatu yang berbeda…dan jelas sangat berbeda, namun kadang anak manusia menyikapinya dan mengekspresikan keindahan perbedaan itu dinyatakan dengan mengungkapkan cinta “nafsu” dan berhubungan dengan kata “pacaran”, sungguh itulah penyikapan atas perbedaan yang salah kaprah.
Sungguh Allah sudah menerangkan dalam ayat cintaNya kepada kita semua “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. 49:13). Sudah jelaskan? ya kita itu ada untuk saling mengenal, namun bukan dengan cara yang tak sesuai, nah kalaulah mau bungkuslah perbedaan itu dengan bingkai yang begitu indah yang bernama pernikahan. Disitulah letak kita bisa menggali perbedaan yang begitu besar, saat dua insan bersatu dalam bingkai pernikahan maka perbedaan itu harusnya menjadi perekat yang kuat layaknya bangunan yang kokoh karena adanya perbedaan. Wallahu’alam
Read more >>
Sesungguhnya ketika kita melihat perbedaan itu sebagai sebuah keindahan, maka hidup ini akan terasa indah walaupun kita berhadapan dengan sesuatu yang tidak indah. Coba kita renungkan dengan segala perbedaan itu, bagaimana tidak indahnya Allah menciptakan perbedaan itu. Kalaulah Allah berkehendak menciptakan dunia ini semua seragam maka mungkin hidup ini akan terasa monoton dan membosankan, bayangkan ketika di dunia ini semua orang sama bagaimana kita dapat membedakannya dan mungkin kata “beda” sendiri tak akan dalam kamus perpustakaan otak kita.
Coba kita lihat sedikit perbedaan yang ada disekitar lingkungan kita, bisakah kita melihat perbedaan itu? Sudahkah kita melihat dalam diri kita sendiri? Adakah perbedaan dalam diri kita? Subhanallah…dalam diri kita pun sungguh banyak perbedaan, bagaimana tidak..coba kita lihat, perhatikan, renungkan setiap inci dari lekuk tubuh kita tentunya akan menemukan perbedaan-perbedaan yang mencolok yang kadang kita tidak menyadarinya atau bahkan tak mau menyadarinya?
Kita lihat hidung begitu indah dengan menghadap kebawah…bayangkan bagaimana jika lubang hidung itu menghadap ke atas…sungguh tak terbayang jadinya, itu berbeda dengan telinga, walau sama-sama berlubang tapi kok terpisah tempat dan menghadap ke pinggir…sungguh disitulah letak perbedaan…bentuk boleh sama berlubang namun dari letak, bentuk jua fungsi sangat berbeda…sungguh dalam tubuh kita pun berbeda satu sama lain, namun apakah hal itu membuat tubuh kita saling serang, saling mencemooh, atau saling iri, apakah tangan kiri kita protes ketika kita gunakan untuk bagian “pembersihan” sedangkan tangan kanan kita gunakan untuk yang bersih-bersih semisal makan? Rasanya tak pernah tangan kiri protes dengan melakukan mogok kerja tidak mau membersihkan sisa-sisa makan yang dikerjakan oleh tangan kanan kita.
Coba kita lihat ketika pelangi itu yang indah terlukis dilangit, bagaimana kita tak memperhatikannya dengan seksama, ataukah kita hanya memandangnya dengan hanya berdecak kagum tanpa meresapi apa sih yang bisa kita ambil dari pelangi itu? Sedikit hikmah yang bisa kita ambil adalah pelangi itu bisa menjadi indah karena adanya perbedaan, bagaimana tidak pelangi begitu jelas menampakkan perbedaan yang dimilikinya, namun justru dengan perbedaan itu pelangi menjadi sangat indah kita lihat.
Coba kita perhatikan rumah yang sedang kita tempati ini, tidakkah indah rumah ini, tidakkah begitu kokoh rumah kita sehingga kita bisa berteduh dari hujan dan panas, kita bisa beristirahat dengan tenang, bercengkrama dengan keluarga. Tidakkah kita perhatikan bahwasanya rumah itu juga terbangun dari perbedaan, bagaimana ketika batu dan pasir bersatu direkatkan oleh semen, ada juga kayu yang menopang bangun, demikian juga atap dan tak lupa cat yang menjadikan rumah itu berwarna.
Allah pun dengan begitu indah menciptakan setiap makhlukNya dengan berbeda-beda, dan dengan perbedaan itu hidup manusia menjadi indah namun terkadang disalah tempatkan dalam memuji keindahan perbedaan itu. Ya manusia diciptakan berbeda ada laki-laki ada juga perempuan ini kan sesuatu yang berbeda…dan jelas sangat berbeda, namun kadang anak manusia menyikapinya dan mengekspresikan keindahan perbedaan itu dinyatakan dengan mengungkapkan cinta “nafsu” dan berhubungan dengan kata “pacaran”, sungguh itulah penyikapan atas perbedaan yang salah kaprah.
Sungguh Allah sudah menerangkan dalam ayat cintaNya kepada kita semua “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. 49:13). Sudah jelaskan? ya kita itu ada untuk saling mengenal, namun bukan dengan cara yang tak sesuai, nah kalaulah mau bungkuslah perbedaan itu dengan bingkai yang begitu indah yang bernama pernikahan. Disitulah letak kita bisa menggali perbedaan yang begitu besar, saat dua insan bersatu dalam bingkai pernikahan maka perbedaan itu harusnya menjadi perekat yang kuat layaknya bangunan yang kokoh karena adanya perbedaan. Wallahu’alam